Telaga Wan An
Oleh: Dahlan IskanSaya seperti berada di bendungan Sigura-gura –di atas danau Toba.
Sigura-gura lebih kecil. Hanya menghasilkan listrik 20 MW. Yang di Wan An ini 580 MW. Setara dengan Asahan 2 –di bawah danau Toba.
Sebelum ke sini saya ke tempat yang lebih jauh lagi: dua jam dari Wan An. Ke pedesaan di ngarai. Bukan pegunungan. Masyarakatnya juga petani tradisional. Tanam sayur dan buah.
Di atas tanah mereka diizinkan untuk membangun 100 MW solar cell. Konstruksi panel suryanya dibuat agak lebih tinggi dari tanah: 2,6 meter.
Petani tetap bisa bercocok tanam. Tanah pertanian itu pun menghasilkan dua jenis pemasukan: dari hasil pertanian dan dari hasil sewa tanah untuk pembangkit listrik green energy.
Dalam perjalanan ratusan kilometer ini saya tidak lagi melihat rumah petani model lama, padahal seluruh perjalanan ini di wilayah pedesaan. Di pelosok.
Semua rumah sudah model baru. Dibangun sekitar 5 tahun sampai 8 tahun lalu. Masih terlihat baru.
Rumah lama petani miskin di sana terbuat dari bata. Dinding luarnya dibalut dengan tanah yang dicampur kulit gabah. Pintunya kayu yang tidak dihaluskan. Atap sangat rendah. Genteng atau daun. Lantai tanah.