Tempat Mencuci Liver Itu Mirip Meja Pencuci Piring
Minggu, 31 Januari 2010 – 03:49 WIB
Yang tak kalah sibuknya adalah trio ahli anestesi/konsultan ICU (dr Elizeus Hanindito SpAn-KIC, dr Arie Utariani SpAn-KIC, dan dr Philia Setiawan SpAn-KIC), serta perawatnya, Ekko Yeppianto. Meski bidang tugasnya seputar pembiusan dan "maintenance" pasien selama operasi dan setelah di ICU, mereka tak mengabaikan tahap pembedahan. Sebab, kata dr Arie, semua tindakan yang diambil ahli bedah berpengaruh langsung kepada kondisi pasien selama dan sesudah operasi. Misalnya, terhadap tekanan darah, denyut jantung, temperatur tubuh, pernafasan, dan masih banyak lagi.
Selain perlu, semua tahap dalam transplantasi liver sangat menarik untuk dicermati, baik yang ada pada donor maupun resipien. Pada donor, yang paling menarik adalah prosedur pemotongan hepar atau livernya. Sebelum membelah, dokter harus lebih dulu menandai pembuluh-pembuluh darah penting dan saluran empedunya dengan pita-pita kecil berwarna merah, biru, dan kuning. Setelah itu, baru dipotong. Bagaimana memotongnya, kan sudah saya ceritakan di tulisan kemarin.
Setelah terpisah dari tubuh donor, potongan liver itu diserahkan kepada dokter yang ahli untuk dicuci. Dari mana pun asalnya, dari donor hidup maupun cadaver, liver yang akan ditransplantasikan harus lebih dulu dicuci bersih hingga tak ada lagi darah di dalam pembuluh-pembuluh darah.