Tempat Tidur Bisa Dibeli, Tidur Nyenyak Tak Bisa Dibeli
jpnn.com - Menteri yang penampilannya paling “unik” di Kabinet Indonesia Bersatu II itu betul-betul terhibur oleh kekompakan warga, guyup, rukun, toleran, solider dan terorganisasi dengan baik itu. Mereka hidup bersama dalam kebersamaan selama lebih dari 30 tahun. Senasib, seperjuangan, sehati, sama-sama menjadi korban banjir tahunan dari Kali Pesanggrahan yang deras melintas di tepian kompleks. Suasana kompak dan solid inilah, nyawa dan sekaligus lem perekat yang membuat mereka ogah “pindah ke lain kompleks.”
Mereka memilih bersahabat dengan banjir. “Saya salut, meskipun langganan banjir, lingkungan di Ulujami ini tidak terkesan becek, basah, kotor, dan beraroma tidak segar. Tetapi justru sebaliknya, yang saya lihat, dari gang batik, gang hijau, gang MKBJ, dan gang toga, semua bersih, rapi dan hijau,’’ jelas Dahlan Iskan, yang disambut tepuk tangan sekitar 500 warga.
’’Itu menunjukkan bahwa warga Ulujami tidak pernah menyerah, tidak gampang pasrah, tetap gigih, menghadapi situasi sulit sekalipun. Bahkan, saya dengar, kalau banjir datang, warga menyelamatkan pot dan tanamannya dulu ya? Baru setelah itu alat-alat elektronika dan barang berharga lain? Tentu, sebelumnya selamatkan anak dan keluarganya dulu kan?’’ lagi-lagi disambut gelak tawa audience.
Bagi Dahlan, kompleks Ulujami itu seolah mengingatkan si pedamping setianya, Nafsiah Dahlan Iskan, yang kemarin turut berjalan kaki. Istri yang telah memberi dua putra-putrinya itu pernah merasakan nasib sama. Saat kondisi keuangan keluarga membaik, dan mampu membeli rumah di lokasi yang lebih bergengsi, dengan tipe rumah lebih besar, sang istri tidak mau “pindahan.” Alasannya sama: “Di sini lebih tenteram, nyaman, baik dengan tetangga, guyup, dan menyenangkan. Belum tentu di lokasi baru mendapatkan suasana sosial yang sama?” sebut Dahlan yang didampingi Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini dan Direktur Bumi G Sadikin itu.
Kata Dahlan, tempat tidur bisa dibeli, tetapi tidur nyenyak tidak ada yang jual, tak bisa dibeli. Dan itu, adalah indikator warga yang hidup bersama dengan penuh rasa kekeluargaan, kompak, guyup, solid dan tenteram. “Kalau ada satu saja, warga yang mokong –baca: bandel, tidak tertib--, ini sudah bubar jalan. Suasana itu bisa retak dan hancur. Karena itu, saya yakin di sini pasti guyup rukun dan bersatu. Dan dalam suasana seperti ini, kegiatan kerja bakti untuk kepentingan bersama, pasti bisa dijalankan dengan optimal,” ungkap Dahlan, yang lagi-lagi diapresiasi warga dengan tepuk tangan.
Sejak masuk kampung, Dahlan sudah disambut patung ondel-ondel selamat datang dan aksi “si Jampang” ala Betawi. Lalu kesenian gamelan oleh anak-anak dan orang tua yang dimainkan dengan amat lancar. Dahlan, bahkan ikut menabuh bonang, dengan kedua tangannya. “Saya punya gamelan lengkap di rumah. Sayang, saat mau belajar sudah dipanggil menjadi menteri, jadi nggak sempat,” celotehnya.
Di titik kedua, kompleks asrama TNI AD di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, giliran Ny Nafsiah Dahlan Iskan yang meneteskan air mata. Istri orang nomor satu di Kementerian BUMN itu ternyata anak seorang prajurit berpangkat terakhir sersan. Dulu juga pernah hidup di barak, dan dia melihat asrama perumahan tentara saat ini jauh lebih baik daripada zamannya. Rombongan Menteri BUMN juga diajak melihat kegiatan tentara selama tidak bertugas, dan menjadi warga biasa.
Mereka juga bekerja bakti, menata pekarangan, berkolam lele, mujair, bertanam jagung dan kacang tanah. Mereka membuat saung, tempat duduk dari bambu beratap pepohonan yang rindang. Dan, mereka juga terdaftar sebagai peserta Mandiri Kotaku Bersih Jakartaku 2012, dari 13 RT, ada 9 RT yang ikut secara aktif. “Program ini baik, karena itu kami ikut berpartisipasi,” kata Komandan Resimen Kol Arh Candra Wijaya.