Tempe Ikutan Langka di Sumsel
Kamis, 26 Juli 2012 – 16:06 WIB
Daus mengakui, dengan ukuran tahu dan tempe yang mengecil, banyak di antara pembeli memilih pergi daripada menawar atau membeli. “Jujur saja, dengan kondisi sekarang pedagang hanya meraup keuntungan lebih sedikit,” katanya.
Senada dikatakan Mirna (28), pedagang lainnya. “Tempe dan tahu mulai sulit didapat karena semua pembuat tahu mengurangi produksi mereka. Biasanya kita dapat kiriman 50 potong tahu, tetapi sekarang tak lebih dari 30 potong,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindakop UKM dan UPTD Pasar Drs Anwar Rasyid MM melalui stafnya Budiarjo Sahar mengakui, kenaikan harga kedelai sangat mempengaruhi harga tahu dan tempe di pasaran, khususnya di Pagaralam. “Kita tidak bisa berbuat banyak, jadi pedagang mencari solusi terbaik terkait kondisi ini,” bebernya. (ayo/ald/ce5)