Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Temukan Emas di Gundukan Sampah

Kamis, 04 Februari 2016 – 10:50 WIB
Temukan Emas di Gundukan Sampah - JPNN.COM
Pasangan pemulung di TPA Sumurbatu, Bantar Gebang, Anna (kanan) dan Inna. Foto: dok/Radar Bekasi

Dengan durasi memulung sejak pukul 06.00 pagi sampai 05.00 sore, sepasang suami istri ini kompak mengumpulkan barang-barang plastik bekas untuk bisa dijual. Namun sayang, hasil dari penjualan barang bekas tersebut tidak serta merta mereka terima langsung di muka. Melainkan harus menunggu dua minggu untuk mendapat upah dari hasil kerja keras mereka.

"Untuk bayaran hasil timbangan plastik ini dibayar dua minggu sekali. Jadi sebulan dua kali menerima upah. Dan itu hanya untuk makan kami saja selama satu bulan. Kadang, kalau lebih suka kami kasih untuk jajan cucu," tambah kakek dari satu orang cucu ini.

Tak ada perlengkapan khusus yang mereka gunakan untuk memulung. Bahkan, pengaman untuk sekadar melindungi mereka dari teriknya matahari atau dinginnya hujan pun tidak ada. Hanya dengan sebatang besi, bahkan cukup menggunakan tangan, mereka memilah-milah jenis plastik yang dianggap layak.

Untuk melindungi wajah mereka dari teriknya matahari, Anna pun memakai kaos bekas untuk menutup kepalanya, sedangkan sang istri, memakai jilbab dan sesekali memakai topi lusuh.

Bahaya sampah longsor pun selalu mengancam. Ditambah musim hujan yang kini tengah berlangsung. Membuat kondisi gunungan sampah jauh dari kata aman. 

"Ya kami hati-hati saja. Kalau hujan kami sempetin berhenti, nanti kalau sudah gak hujan kami lanjutkan lagi, tapi gak sampai atas, paling di bawah-bawah. Yang penting bisa ngumpulin plastik," ujar Anna.

Inna mengaku, pernah saat memulung menemukan lima gram emas dari gundukan sampah. Sontak, dirinya pun terkejut yang kemudian bersama sang suami mendatangi toko emas. "Pas kita bawa ke toko emas ternyata emas beneran. Ya sudah kami jual saja seharga Rp1,5 juta,” ungkap Inna bahagia.

Uang tersebut pun dipakai untuk melengkapi kebutuhan sehari-harinya. "Masih bisa ketemu nasi juga sudah Alhamdulillah. Mau pulang kampung juga sudah tidak bisa. Kami juga gak punya rumah di sana. Di sini pun kami hanya membangun gubuk untuk sekadar bisa tidur. Yang penting dekat sama keluarga, anak, cucu, dan bisa makan," tukas Anna. (mega puspita/adk/jpnn)

SUDAH hampir empat tahun, Anna dan Inna, pasangan suami istri asal Kampung Cihawaru, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor ini mendirikan gubuk sederhana

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close