Tepung-Pa-Tepung Karya Seniman Majalengka yang Kaya Makna Hadir di Jakarta Biennale 2024
“Tepung-Pa-Tepung mengusung tema pertemuan yang kaya akan makna, baik dari aspek bahasa maupun pengalaman sosial-ekologis,” jelas Nani dikutip, Minggu (13/1.
Nani menjelaskan itu saat sesi Artist Talk: Baku Konek, Jumat (4/10).
Instalasi “Tepung-Pa-Tepung” tersusun dari tepung sagu, komponen rangkaian kinetik, beras, kunyit, uang koin, pelat aluminium, dan janur kuning.
“Semua elemen ini menciptakan dialog visual yang terinspirasi dari ritual pengobatan tradisional Melayu Riau, yaitu Badewo Bonai,” cerita Nani.
Ritual tersebut menggunakan balai dukun sebagai medium untuk memanggil leluhur, serta Tepuk Tepung Tawar, sebuah upacara simbolis yang menggunakan beras kunyit sebagai lambang keberkahan.
Dialog dengan Tradisi dan Alam