Terima DrHC Lagi, Mega Suarakan Pesan Soekarno & Zhou Enlai
Namun, Megawati tak sependapat jika strategi menyelamatkan bangsa sendiri justru mencederai bangsa lain. “Itu bukanlah cara yang dimandatkan para pendiri bangsa,” tuturnya.
Megawati mengaku sengaja menjelaskan sedikit sejarah KAA pada 1955 yang mampu membawa pengaruh bagi perubahan peradaban dunia saat ini. “Saat ini, setelah 63 tahun, prinsip-prinsip hubungan di antara bangsa-bangsa dalam Konferensi Asia-Afrika telah menemukan kembali momentumnya, termasuk dalam hubungannya dengan diplomasi ekonomi,” katanya.
Pada bagian akhir orasi ilmiah, Megawati menyebut gelar kehormatan itu menjadi sebuah pesan moral tersendiri. Menurutnya, gelar itu memuat pesan untuk melengkapi tugas sejarah para pendiri bangsa.
"Ini menjadi tugas sejarah yang harus kita selesaikan. Tugas untuk terus-menerus mengelaborasikan gagasan-gagasan para pendiri bangsa dan melaksanakannya dalam diplomasi kebebasan ekonomi menuju tatanan dunia baru," ucapnya.
Kehadiran Megawati di FNU disambut oleh mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di Fuzhou. Mereka berbaris rapi sambil melambai-lambaikan bendera merah putih kecil dan menyanyikan Kebyar-kebyar karya almarhum Gombloh.
Sedangkan Megawati hadir didampingi dua ketua DPP PDIP, yakni M Rokhmin Dahuri dan M Prananda Prabowo. Sejumlah kolega dekat Megawati juga hadir pada acara itu, antara lain AM Hendropriyono, Kepala BIN Budi Gunawan, serta mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.
Gelar kehormatan dari FNU merupakan DrHC kedelapan bagi Megawati. Sebelumnya Megawati sudah menerima tujuh gelar doktor kehormatan antara lain dari Universitas Waseda Tokyo di Jepang (2001), Moscow State Institute of International Relations di Rusia (2003), Korea Maritime and Ocean University di Korea Selatan (2015), Universitas Padjadjaran Bandung (2016), Universitas Negeri Padang (2017), Mokpo National University (2017), serta Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2018).(jpg/ara/jpnn)