Terkait Rebutan Lahan Pengamanan?
Rabu, 15 Juli 2009 – 08:50 WIB
Mengenai peluru yang ditembakan ke warga negara Australias, Drew Nicholas Grant Lakis, Kapolri mengatakan masih diperiksa di laboratorium. Peluru berkaliber 5,56 milimeter itu biasa digunakan oleh aparat pada senjata organik mereka. Namun Kapolri membantah bila penyerang merupakan orang yang terorganisir atau sistematis. "Peluru yang sama bisa dimiliki oleh tiap kelompok bersenjata, kalau ada jenis peluru yang sama jangan langsung mengarah seolah dari yang memiliki senjata seperti itu," ujarnya. Bahkan peluru dengan kaliber yang sama dapat digunakan di senjata rakitan.
Meski telah mengirim 58 personil dari crisis respond team, labfor, tim identifikasi, dan dokter polisi, namun Kapolri mengakui bila personilnya tidak mampu menghadapi penyerangan dengan medan seperti Papua. "Para penyerang menguasai medan, dengan jumlah aparat seperti itu agak sulit untuk anggota menutup wilayah Papua," ujarnya.
BHD membantah polisi kecolongan mengamankan Freeport. "Begitu kejadian saya tugaskan 60 personel jam 7 pagi hari Sabtu berangkat, dipimpin Kadensus dan Labfor, pada hari Minggunya, saat anak-anak mau oleh TKP disanggong lagi disana," kata BHD. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen membantah tudingan aparat terlibat. "Itu tidak berdasar dan memanasi suasana," katanya. Menurut Sagom, hubungan TNI dan polisi sangat harmonis. "Dalam mengusut kasus ini, kita bekerjasama. TNI membantu polisi sebagai sama-sama aparat negara," katanya.(rdl)