Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Terlalu Murah, Bekasi Tolak Kantong Plastik Berbayar

Kamis, 25 Februari 2016 – 10:49 WIB
Terlalu Murah, Bekasi Tolak Kantong Plastik Berbayar - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: gobekasi

jpnn.com - BEKASI - Program kantong plastik berbayar yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ternyata belum bisa diterima oleh semua daerah. Banyak yang menolak menerapkannya dengan alasan yang berbeda-beda.

Salah satu yang menolak adalah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Alasannya, karena harga kantong plastik berbayar yang hanya Rp 200 dini;ao terlalu murah.

Kepala BPLH Kabupaten Bekasi, MA Supratman, mengatakan kalau harga kantong plastik berbayar yang diterapkan tidak akan membuat efek jera dan mengurangi penggunaan plastik di masyarakat. Oleh sebab itu pihaknya tidak ingin ‘latah’ seperti daerah lain yang langsung menerapkan program tersebut.

“Saya berpendapat biarin ajalah, efek jeranya tidak ada kalau harga segitu, kalau mau harganya dinaikan Rp50 ribu atau Rp20 ribu itu baru konsumen akan lebih memilih bawa plastik dari rumah atau keranjang sehingga bisa ditekan pengunaannya,” tuturnya, Rabu (24/2).

Sebelumnya, Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Cecep Noor, justru menganggap kalau penerapan program kantong plastik berbayar memerlukan perda atau perbup. Nantinya, di dalam regulasi juga diatur soal harga kantong plastik berbayar. “Sekarangkan sudah ditetapkan harganya Rp 200, bisa saja kan perda itu mengeluarkan harga yang lebih supaya mikir-mikir konsumen untuk membelinya, kan mereka bisa gunakan kantong plastik yang dimiliki dari rumah,” ungkapnya.

Namun untuk membuat regulasi, kata Cecep, BPLH harus melakukan kajian terlebih dulu. Jika memang perlu, maka selanjutnya diusulkan masuk ke dalam Prolegda dan dibentuk panitia khusus. “Jadi ada kajian dulu dari BPLH, seperti dampaknya dan manfaatnya apa supaya lebih mendalam lagi,” katanya. (dho/dil/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close