Ternyata, Batam juga Punya Motif Batik
Jumat, 02 Oktober 2009 – 07:42 WIB
Dia bercerita, semula batik ciptaannya itu diusulkan menjadi pakaian khas Kepri. Hanya saja, masyarakat kurang merespon. "Nah atas saran pak Hijazi (Kadisperindag kota Batam, red), motif ini akhirnya dipatenkan menjadi Batik Batam saja," ujarnya. Dari hak paten motif batik miliknya tersebut, kini Yuspiq pun didaulat sebagai staf Dewan Kesenian Nasional Kota Batam. "Alhamdulillah saya dapat honor dari sini setiap bulannya," ujarnya bahagia.
Mengenai batik dipatenkan menjadi sepenuhnya milik Indonesia, sebagai pecinta seni batik, Yuspiq menyambut gembira pengakuan dari dunia internasional tersebut. Dengan haru dia mengatakan jiwanya kini sudah tenang akan pengakuan itu. "Saya tertarik ke batik, karena prosesnya unik. Salah pengukuran hasilnya berubah. Namun selalu hasil akhirnya indah walau motif tak jelas bentuknya. Itulah batik. Makanya negara lain selalu mengklaim salah satu karya seni terindah yang dimiliki bangsa ini sebagai miliknya. Setelah ada pengakuan ini, jiwa saya pun tenang," ujar Yuspiq.
Yuspiq mulai mencipta kreasi Batik Batam sejak awal tahun 2008, dia mulai mengukir dan melukis berbagai jenis motif batik berdasarkan pengalamannya berjelajah di hutan dan di kawasan laut di Batam. Namun waktu itu baru sebatas motif yang dia ciptakan belum sampai pada pelukisan pada kain ambar. Setelah motif ini dipatenkan oleh Pemko Batam, baru awal Maret lalu Yuspiq mulai membatik dengan menggunakan motif yang dia ciptakan sendiri.