Ternyata, Ini yang Membuat Pekanbaru Babak Belur (Bagian Kedua, habis)
Namun demikian, jika terjadi kebakaran hutan di bagian utara kota Pekanbaru, maka tetap saja angin akan membawa kabut asap dari bagian utara menuju kota Pekanbaru.
“Jadi jika pada bulan Januari, Februari dan Maret mendatang ada bagian utara kota Pekanbaru seperti Rokan Hilir, Dumai Meranti Bengkalis yang lahan gambutnya lebih tebal terbakar, maka kabut asap akan dibawa angin ke Pekanbaru. Ini dua pola angin yang berdampak buruk yaitu berpotensi membawa kabut asap dua kali dalam setahun menuju Kota Pekanbaru,” kata Slamet Riyadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edwar Sanger membenarkan adanya dua pola angin yang mempengaruhi kabut asap atau jerebu ke Pekanbaru.
“Kalau kondisi alam pola angin itu kita tidak bisa tanggulangi lagi. Tinggal sekarang bagaimana pemadaman yang harus dilakukan di hulu. Semua titik api harus padam,” kata Edwar.
Edwar mengatakan sudah mengajak Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) dan Pangdam Bukit Barisan untuk melihat kondisi yang sebenarnya di Riau. Bahkan keduanya sudah melihat bahwa tidak ada titik api di Riau, namun kabut asap tetap banyak di Riau terutama di pusat kota Pekanbaru.
Jadi karena kondisi dua pola angin itu, harus dipahami asap yang ada di Pekanbaru itu dari luar Riau. Jadi jangan salahkan kami, semua bentuk penanganan sudah kami lakukan.
Edwar juga berharap penanganan kebakaran lahan yang terjadi di Sumatera Selatan dan Jambi dilakukan dengan cara yang terbaik.
“Ada metode pemadamannya, pakai busa sehingga tidak ada kabut asap ke Riau. Jadi jangan pakai water bombing terus. Kita di Riau ini sudah mabuk karena asap. Pemadaman dengan water bombing itu membuat asap lebih banyak,” kata Edwar.