Ternyata, Pelaku Penembakan Brutal di AS Mengincar Dokter Bedah, Ini Alasannya
jpnn.com, TULSA - Pada Kamis (2/6), pihak kepolisian setempat di Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat (AS) menyatakan, pelaku penembakan massal di rumah sakit di kawasan itu mengincar seorang dokter bedah.
Kepala Kepolisian Tulsa Wendell Franklin menyatakan ternyata pelaku menyalahkan dokter bedah atas nyeri punggung yang dideritanya setelah menjalani operasi.
"Awalnya, pelaku keluar dari rumah sakit pada 24 Mei setelah operasi punggung," kata Franklin.
Setelah itu, kata dia, pelaku menelepon beberapa kali untuk menyampaikan keluhan nyeri.
Peristiwa berdarah pada Rabu (1/6) itu menewaskan lima orang, termasuk pelaku dan sang dokter bedah.
Franklin saat jumpa pers menjelaskan, tersangka masuk gedung Rumah Sakit St. Francis Health System di Tulsa dengan membawa senjata semiotomatis dan menembak orang yang ditemui.
Dua dokter, seorang resepsionis, dan seorang pasien tewas dalam penembakan itu.
Dua dokter yang tewas tersebut adalah Preston Phillips, 59, ahli bedah ortopedi yang merawat pelaku, dan Dr Stephanie Husen, 48, ahli pengobatan olahraga.