Terpidana Mati Dimakamkan Berdampingan
Minggu, 20 Juli 2008 – 08:22 WIB
Iring-iringan dua mobil jenazah dari RSU dr Soetomo Surabaya tiba di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Samaan sekitar pukul 05.25. Mobil jenazah jenis Kijang nopol L 8065 AP mengangkut jenazah Sugeng. Jenazahnya telah dimasukkan ke peti kayu cokelat biasa. Sugeng yang beragama Islam mendapat peti tanpa ornamen.
Pemakaman keduanya dilakukan secara bergantian. Pukul 05.30 peti jenazah Sugeng digotong terlebih dahulu menuju liang lahat yang digali sehari sebelumnya. Jarak antara pemberhentian kendaraan dengan liang kubur sekitar 75 meter. Cuaca sedikit mendung dan sinar matahari yang mulai muncul belum bisa menerangi kawasan TPU seluas 10 hektare itu.
Sugeng dimasukkan ke liang sisi timur dari dua liang yang bersebelahan. Sebelum ditimbun tanah, tutup peti dibuka untuk memalingkan posisi jenazah ke arah barat (kiblat). Termasuk menata kembali jenazah yang telah dikafani itu.
Upacara pemakaman Sumiarsih dan Sugeng diikuti sedikitnya 70 orang. Sekitar 20 orang yang hadir adalah wartawan dan pekerja pers. Sisanya adalah jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI), rombongan pengiring jenazah, warga sekitar, aparat Kejaksaan Negeri Kota Malang, dan beberapa pegawai Lembaga Pemasyarakatan Wanita Sukun, Malang.
Rusmawati tidak terlihat dalam rombongan pelayat. Menurut beberapa jemaat GBI, Wati minta diantar pulang ke Siloam, Jalan Bendungan Sigura-gura, Kota Malang. Mungkin Wati masih shock sekaligus kecapekan. Hanya Felicia, teman dekat Sugeng, tampak hadir dengan wajah sembab.
Prosesi pemakaman Sugeng dipimpin M. Syafik, Sekjen Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKAUB) Kota Malang. Syafik diminta datang memimpin proses pemakaman Islam.