Tersisa Dua, Bawa Tujuh Senjata
Perburuan Perampok ATMSenin, 27 September 2010 – 06:16 WIB
Pada kesempatan yang sama, Wisnu menjelaskan, tim Densus 88 Mabes Polri, batal ke Padang. Sebelumnya dijadwalkan tim polisi pemburu teroris ini tiba di Padang, pagi kemarin. "Jadi Densus 88 hanya minta alat komunikasi perampok berupa Handphone. Tadi (kemarin pagi) sudah kita kirim," kata Wisnu.
Rencananya, dokumen percakapan dan semua informasi di Handphone perampok akan dibongkar Densus 88. Ini ditujukan untuk menelisik jaringan perampok ini, dan indikasi keterkaitan mereka dengan teroris di Sumut. "Isi alat komunikasi itu akan diperiksa Densus 88. Jadi informasi apa yang ada di alat itu, tentu Densus 88 pula yang akan mengungkap," ujar mantan Kapolres Padangpariaman ini.
Sebelumnya sempat beredar informasi, kelompok perampok ini tidak bekerja sendiri. Mereka diduga punya jaringan yang lebih besar. Dugaan paling gawatnya, mereka merupakan jaringan teroris. Asumsi ini didukung dengan aksi mereka yang terbilang rapi. Mereka bergerak dengan cepat, dan memakai senjata api: pistol jenis Baretta dan laras panjang.
Dalam drama penangkapan di lereng Gunung Singgalang, Banuhampu Agam, polisi menyita dua pucuk pistol jenis Baretta, 15 butir amunisi aktif, 3 selongsong peluru, dan uang tunai sekitar Rp217 juta. Dua perampok yang masih diburu, bahkan menenteng tujuh pucuk senjata. Hingga kemarin, polisi belum mau mengungkap asal senjata perampok tersebut. Tapi, polisi tak membantah bahwa senjata itu bukan rakitan. "Kita masih menyelidiki, dan menggali dari keterangan Ihsan. Cuma yang pasti senjata yang kita amakan bukan senjata resmi yang dipakai TNI atau Polri," tandas Wisnu.