Terungkap, KPK Sodorkan Pil Koplo ke Saksi Korupsi agar Fly
Mahdiana merasakan pemeriksaan saat itu berbeda dari sebelumnya. Sebab, dia merasa banyak tekanan dari penyidik.
Karena banyak paksaan ditambah keadaannya yang sedang tidak sehat pada hari itu, Mahdiana yang makin lemah dan dalam kondisi tak sehat pun memohon kepada penyidik agar menghentikan pemeriksaan.
Namun, para penyidik tidak peduli. Padahal, saat itu dia merasa tangannya bergetar dan kaki kesemutan seperti gejala strok.
Kepalanya sangat pusing akibat tensi darah yang naik sangat tinggi. Mahdiana pun mengaku muntah dua kali. "Bahkan sampai ada dokter di KPK yang mendatangi saya dan memeriksa kondisi badan/kesehatan saya,” sambungnya.
Selanjutnya, Mahdiana mengaku diberi tiga jenis obat oleh dokter KPK. “Salah satu dari obat tersebut dikatakan oleh dokter di KPK sebagai obat yang seharusnya dikonsumsi pada malam hari, namun terpaksa diberikan kepada saya untuk dikonsumsi pada siang hari," tulisnya.
Saat itu, Mahdiana pun menelan obat. Sedangkan penyidik terus mengawasinya.
“Sehingga saya akhirnya meminum obat tersebut di hadapan penyidik dan penyidik masih juga tidak berhenti mengawasi saya bahkan tetap melakukan pemeriksaan terhadap saya dalam kondisi saya yang sedang tidak baik," tambahnya.
Setelah dua kali mengonsumsi obat tersebut selama pemeriksaan, dia mengaku tidak bisa berpikir secara normal seperti sebelumnya. Mahdiana pun menyimpan obat dari dokter KPK dan berusaha mengetahui jenisnya.