Tes Kejiwaan yang Bikin Kesal dan Menegangkan
jpnn.com - MALANG – Banyak cara untuk mengetahui kejiwaan seseorang. Seperti yang dilakukan Universitas Wisnuwardhana ketika menggelar tes menggambar bintang bagi para pengunjung yang didominasi oleh siswa SMA/SMK sederajat. Tes psikologi ini membuat tegang dan bikin kesal.
Para siswa SMA/SMK diharuskan menggambar 6 bintang tanpa boleh melihat kertas secara langsung. Peserta hanya dibekali cermin untuk melihat ujung pensil dan pola dasar bentuk bintang.
Meski terlihat sepele, namun banyak siswa yang dibuat tegang dan kesal oleh tes tersebut. Pasalnya, garis yang mereka hasilkan sangat tidak teratur dan banyak coretan. Salah satu peserta yang mencoba, Rizqi Fajar Alamsyah, siswa kelas XII di SMKN 6 Malang, Jawa Timur mengaku cukup kesulitan untuk menggambar pola yang ada.
“Sebenarnya biasa sih. Cuma karena tidak boleh melihat kertasnya langsung dan hanya boleh melihat dari cermin itu yang membuat susah. Pantulan ujung pensil dengan letak sebenarnya itu yang membuat bingung. Saya kira ke kanan eh ternyata seharusnya ke kiri,” kata Rizki seperti yang dilansir Malang Post (Grup JPNN.com), Minggu (1/2).
Tes tersebut dinamai Transfer of Trainee (ToT) positif. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pola pemikiran, stamina dan konsentrasi peserta tes. Menurut Niken Histara, salah satu instruktur tes yang ada di stand tersebut, penilaian tes dilihat dari jumlah kesalahan dalam penggambaran serta perubahan yang terjadi pada setiap gambar bintang.
“Dari situ kita bisa melihat cara pembiasaan dari setiap peserta. Dari sejumlah gambar bintang kan seharusnya mereka mengalami proses pembiasaan atau proses pembelajaran dari kesalahan-kesalahan awal. Nah dari situ kami lihat bagaimana kecenderungan pola pembiasaan mereka,” terangnya.
Hasil tes bisa langsung didapatkan oleh peserta selepas proses menggambar. Hasil gambar mereka kemudian dibawa ke psikolog untuk dijelaskan lebih lanjut. Mereka juga diberi saran untuk perbaikan sesuai karakter yang dimiliki. Selain itu mereka juga diberikan kesempatan untuk berkonsultasi mengenai masalah kegundahan memilih jurusan.
“Ada beberapa siswa yang datang dan cerita ke saya sambil menangis. Mereka bercerita tentang keluarga yang kurang mendukung, juga tentang masalah broken home akhirnya kurang kasih sayang. Kami disini mendengarkan masalah mereka serta memotivasi. Meski hanya begitu, saya kira cukup membantu ya. Disaat seperti itu kan mereka butuh orang lain untuk mendengarkan,” ungkap mahasiswa semester 6 jurusan psikologi tersebut.