Tiga Kejutan dalam Pemilu 2009
Jumat, 10 April 2009 – 07:38 WIB
Sebetulnya, dalam berbagai kesempatan kampanye Pemilu 2009, jurkam PDIP kerap berkata bahwa kemenangan mereka serasa menjelang. Tidak hanya ditentukan hari pencontrengan saja, tetapi juga kerja keras PDIP selama lima tahun belakangan ini. "Lima tahun lalu kan PDIP mabok. Tidak pernah terima kasih sama rakyat. Pada 2004 PDIP tak didukung rakyatnya. Pada 2005 baru PDIP berjuang memperbaikinya," ucap Taufik Kiemas kepada pers di Jakarta.
Sebagai partai oposisi, imbuh Taufik, PDIP selalu membela rakyat. "Sekarang sudah waktunya. Terserah pada rakyat. 2004 PDIP brengsek saja masih 18,5 persen," ujarnya optimis.
Tragis benar. Pada Pemilu 1999 lalu, PDIP masih meraih 33 persen suara. Namun anjlok pada 2004. Sekarang pun longsor lagi. PDIP yang tadinya meraih hati rakyat, dan terbukti memenangkan Pemilu 1999, tapi mengecewakan karena kondisi ekonomi memburuk dan lalu lari ke lain partai. Lalu pemilih menghukum mereka. Lalu sebagian lari ke Golkar yang menang pada 2004. Pelajarannya, jangan coba-coba mengkhianati rakyat. Siapapun yang berkuasa, kalau mengabaikan rakyat, pasti akan dihukum.