Tiga Kejutan dalam Pemilu 2009
Jumat, 10 April 2009 – 07:38 WIB
Kala itu, PDIP yang dikenal sebagai partai wong cilik ini, mengabaikan konstituennya. Padahal, saat Megawati memerintah memang situasi ekonomi makro sudah rada oke, tapi kehidupan rakyat lebih sulit dibanding 1999. Suara PDIP menurun pada 2004, menurut LP3ES dan LSI, karena gagal memulihkan krisis perekonomian. "Meski ekonomi makro oke, tapi kehidupan banyak orang dibanding 1980-an, lebih buruk saat Mega memerintah," kata Moh Qodari dari LSI, saat itu.
Perkara BLT
Jangan-jangan polemik soal bantuan tunai langsung (BLT) antara Mega dan SBY dalam kampanye kemarin, walaupun di panggung yang berbeda, telah menjadi salah satu faktor. Banyak penonton televisi yang melihat betapa Mega menganggap BLT seakan-akan merendahkan martabat rakyat yang berdempet-dempet antri menerima BLT, dan mengesankan seperti pengemis. Sebaliknya, SBY menganggapnya sebagai kewajiban pemerintah yang merupakan langkah darurat demi mengatasi akibat krisis moneter 1998 yang belum pulih, dan diperparah oleh akibat krisis finansial global pada 2008 lalu.
SBY bilang, toh masih ada follow up dari BLT itu, yakni KUR dan PPM maupun berbagai program stimulan. Eh, belakangan Mega mendukung dengan mengawal realisasi BLT, tapi rupanya agak rada terlambat. Para pencontreng pun pindah ke lain hati.