Tiga Mahasiswi IPB Bikin Beras Analog Pengganti Beras Otentik
Presentasi Berbuah Hadiah Berangkat ke Luar NegeriKamis, 03 Mei 2012 – 00:49 WIB
"Beras itu kan status sosial. Jadi, kalau sudah bisa makan beras, masak harus disuruh makan tiwul atau bahan lain. Ya, pasti masyarakat menolak," ucapnya.
Menurut Slamet, beras juga bisa menjadi komoditas politik yang membuat Indonesia terus bergantung pada pasokan beras dari luar negeri. Hingga saat ini Indonesia masih mengimpor satu juta ton beras per tahun. Padahal, Indonesia penghasil beras. Setiap tahun sawah-sawah di Indonesia menghasilkan 36-37 ribu ton.
Slamet menegaskan, sampai kapan pun Indonesia tetap mengimpor beras. Sebab, penduduk Indonesia merupakan konsumen beras terbesar di dunia. Satu orang Indonesia rata-rata mengonsumsi 139 kg per tahun. Impor terpaksa dilakukan karena tidak ada diversifikasi makanan pokok, sehingga semua dibebankan kepada beras.