Tiga Perempuan Indonesia Menguak Dominasi Pria Dalam Bidang Sains
Tengku Alia merasakan, ada stigma bahwa perempuan tidak seharusnya menjadi insinyur di bidang teknik.
"Saya pernah hadir di rapat dengan pihak regulator untuk menjelaskan pengembangan tahap kedua MRT."
"Mungkin karena pada saat itu bersepatu hak tinggi, pihak regulator bilang begini: 'nanti kalau meeting berikut tim teknisnya diajak ya'. Saya jawab: 'kebetulan saya team teknisnya dan di pertemuan berikutnya saya yang akan hadir untuk menjelaskan'," cerita Alia.
Alia merasa kecewa karena dianggap tidak mumpuni hanya lantaran urusan penampilan, padahal ia sama sekali belum mengutarakan penjelasannya terkait proyek tersebut.
Sementara itu di Australia, dalam kurun waktu 10-15 tahun belakangan, Amanda Achmadi melihat ada usaha untuk menyeimbangkan representasi gender melalui strategi rekrutmen penerimaan karyawan.
Meski begitu, ia juga tak bebas dari perlakuan bias gender di kampus dari para mahasiswanya.
"Di bidang arsitektur memang kebanyakan arsitek yang terkenal adalah laki-laki, dan ini mempengaruhi orientasi mahasiswa," kata Amanda.