Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tiket Rp 6 Ribu untuk Saksikan Atraksi Buaya Rebutan Itik

Minggu, 19 Januari 2014 – 07:26 WIB
Tiket Rp 6 Ribu untuk Saksikan Atraksi Buaya Rebutan Itik - JPNN.COM
OBJEK WISATA: Para pengunjung Asam Kumbang Crocodile Park mengabadikan buaya-buaya di salah satu kandang. Angger bondan/jawa pos

Untuk pekerjaan mengambil telur atau anak-anak buaya diserahkan kepada pegawai senior. Yakni Jumari, yang sudah 24 tahun bekerja pada Lim. Perlu keahlian khusus untuk tugas berat tersebut. ’’Tidak setiap orang bisa menjalankan tugas ini. Harus super hati-hati untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,’’ kata Jumari, 45.

Meski sudah puluhan tahun mengurusi ribuan buaya, Jumari mengaku bekerja di peternakan buaya bukan perkara gampang. Dia berkali-kali digigit buaya muda yang meronta saat ditangkapnya. Bahkan dia pernah dijahit 48 jahitan di bagian betis setelah digigit buaya dewasa yang akan dipindahkan ke rawa.

’’Buaya yang sudah berusia 20 tahun ke atas harus dipindahkan ke rawa. Biar tidak saling serang di kandang dan akhirnya mati,’’ terang bapak dua anak itu.

Pria asal Desa Medan Krio itu pernah menyaksikan musibah yang dialami seorang pengunjung yang kurang hati-hati saat menyaksikan buaya di rawa. Si pengunjung menjulur-julurkan tangannya di depan moncong buaya. Tak disangka gerakan buaya sangat cepat sehingga mulutnya mampu meraih tangan pengunjung yang malang itu. Dalam sekejap, tangan pengunjung itu terkoyak digigit buaya di rawa.

Asam Kumbang Crocodile Park sebenarnya punya prestise yang besar. Penangkaran di Medan itu setara dengan Madras Crocodile Bank Trust di Tamil Nadu, India. Pada 2011, Madras Crocodile mampu menampung 2.483 ekor buaya dari 14 spesies. Inilah penangkaran buaya terbesar di dunia.  

Jumari mengakui beberapa tahun terakhir ini jumlah buaya baru di tempatnya bekerja cenderung turun. Dulu, buaya-buaya itu bisa menghasilkan sekitar 200 telur pada musim bertelur di awal Januari. ’’Sekarang rata-rata 50-an telur,’’ imbuhnya.
Marcelino Saragih, pengunjung hari itu mengaku bangga di kotanya ada penangkaran buaya yang begitu besar. ’’Saat kecil dulu saya sudah pernah datang ke sini. Saya memang suka binatang buas,’’ ujarnya.

Menurut dia, penangkaran buaya ini masih punya potensi untuk dikembangkan. Sehingga bisa menarik turis-turis asing untuk datang. ’’Pemkot Medan seharusnya lebih peduli. Jangan cuma bisa mengklaim doang,’’ ujarnya.

Pernyataan Marcellino ada benarnya. Sayang rasanya jika objek wisata unik itu kurang terurus dengan fasilitas seadanya. Padahal, Asam Kumbang Crocodile Park bisa menjadi salah satu tujuan wisaya terkenal di Indonesia. Apalagi, pemerintah sudah menetapkannya sebagai salah satu destinasi wisata nasional. (*/ari)

Di Medan, Sumatera Utara, ada sebuah penangkaran hewan yang istimewa. Betapa tidak istimewa kalau yang ditangkar sekitar 2.600 ekor buaya. Hebatnya

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News