Tim Anies-Sandi: Jangan Sembarangan Menuding Aksi 4 November Ditunggangi
jpnn.com - JAKARTA - Tim pemenangan pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Syarif mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati menanggapi aksi unjuk rasa 4 November mendatang.
Politikus Partai Gerindra itu berpesan agar jangan sembarangan menuding demonstrasi bertajuk Aksi Bela Islam II itu sebagai tindakan antidemokrasi. Sebab, tujuan aksi adalah menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama dalam kasus dugaan penistaan Alquran.
"Jadi hati-hati, karena mereka (massa yang akan berunjukrasa,red) juga melakukan hak konstitusional. Jadi harus dihargai juga pendapat orang lain. Tapi bahwa dalam aksi terjadi suasana yang anarkistus, itu yang tak diperbolehkan," ujar Syarif pada diskusi publik yang digelar Rumah Gerakan '98, Selasa (1/11).
Menurut Syarif, kehati-hatian sangat diperlukan. Sebab, menurutnya penggunaan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) yang dilarang dalam hal ujaran kebencian.
Namun, hal SARA masih bisa masih saja mewarnai diskusi-diskusi. Apalagi dalam pilkada, katanya, semua pihak ingin memenangi pertarungan.
"Jadi segala cara akan dilakukan. Isu SARA juga saya kira enggak mungkin dihilangkan 100 persen. Tapi sepanjang taati peraturan, tak akan ampuh isu SARA, kalau polisi, KPU dan Bawaslu netral. Dan tak mungkin meledak, ketika peraturan ditegakkan dengan benar," ujar Syarif.
Apakah dalam aksi 4 November nanti tim pemenangan Anies-Sandi ataupun partai politik pengusungnya akan ikut terlibat? Syarif enggan mengklarifikasinya.
“Kami sudah sepakat pilkada merupakan festival gagasan. Karena itu di Anies-Sandi minta salam bersamaan itu mengaitkan semua golongan. Jadi tak bicara Anies-Sandi, tapi bicara Jakarta," ujar Syarif.(gir/jpnn)