Timses Prabowo: Kartu Prakerja Seperti Mengajak Salat Duha tapi…
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak menyindir kebijakan pemerintah pusat yang berniat menggaji pengangguran melalui program Kartu Prakerja.
Dia mengibaratkan pemerintah era Jokowi lebih mendahului salat Duha ketimbang salat Subuh, ketika berniat melaksanakan program Kartu Prakerja.
"Dalam Islam itu, enggak salat Subuh, tetapi mau salat Duha, lalu kampanye salat Duha, padahal enggak pernah salat Subuh. Jadi, memberikan Kartu Prakerja itu seperti orang yang mengajak salat Duha, tetapi enggak pernah salat Subuh," kata Dahnil ditemui wartawan di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Menurut dia, harusnya pemerintah era Jokowi lebih memperhatikan nasib para guru honorer yang belum diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Selain itu, pemerintah perlu membantu para pekerja informal yang gajinya dianggap belum layak sebelum menggulirkan isu Kartu Prakerja.
"Coba bayangkan sektor informal, orang-orang yang bekerja di rumah tangga itu enggak digaji, hanya cukup makan, tiba-tiba ada honor untuk pengangguran. Mereka akan memilih jadi pengangguran," ungkap Dahnil.
Meski begitu, Dahnil menghormati niat baik dari program Kartu Prakerja ini. Hanya saja, pemerintah harus menyelesaikan masalah yang menjadi prioritas.
"Saya menghormati niat baik, tetapi niat baik itu tidak cukup. Niat baik itu harus didasari oleh pemahaman yang baik juga. Jangan sampai kemudian mengorbankan yang lain," pungkas Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu.(mg10/JPNN)