Tinggalkan Dikotomi, Gerindra: Polisi-Militer Juga Boleh
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Riza Patria mengatakan sudah tidak zamannya lagi menggunakan dikotomi latar belakang dalam menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Hal ini diungkap Riza menanggapi wacana duet Prabowo Subianto-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang sama-sama berlatar belakang militer.
"Ya sekarang ini sekarang kalau soal dikotomi sudah hilang, tidak ada lagi Jawa-luar Jawa, pria-perempuan, militer-militer. Bahkan, mau militer-polisi, dan polisi-militer juga boleh," kata Riza di gedung parlemen, Jakarta, Selasa (10/7).
Riza mengatakan, silakan saja sekarang ini menentukan pasangan tanpa melihat latar belakang lagi. Apalagi, ujar dia, masyarakat sekarang ini sudah semakin cerdas, teliti dan tahu figur yang bagus.
"Jadi silakan saja," tegas wakil ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), itu.
Menurut Riza, tidak masalah jika Partai Demokrat mendorong AHY sebagai cawapres. Sebab, ujar Riza, semua partai pasti pengin mendorong kadernya.
Misalnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendorong sembilan nama, Partai Amanat Nasional empat tokoh, dan Partai Demokrat dengan AHY.
"Jadi semua ini memang berproses. Saya kira alamiah saja, tidak ada yang luar biasa," jelasnya.