Tinjau Lahan Sengketa, Anggota Dewan Dianiaya
Jumat, 14 September 2012 – 06:07 WIB
"Saat kami dilerai sempat terjadi dorong mendorong. Dan tanpa saya sadari tangan kanan saya terluka akibat goresan benda tajam. Selang beberapa saat kemudian, saya melihat sangkur jatuh. Dengan cepat saya langsung pungut dan amankan. Setelah itu, disusul sarungnya (sangkur) jatuh. Saya juga amankan. Saya duga benda tajam itu milik Subhan. Dengan barang bukti itu, berarti ada perencanaan penganiayaan buat saya," tutur Abady.
Untungnya aksi itu tersebut bisa dikendalikan warga dan anggota dewan yang ikut rapat hingga tidak menimbulkan hal-hal yang lebih fatal. Namun begitu, Abady dan rekan-rekannya sangat menyayangkan aksi tersebut. Menurut Abady, selain pelakunya, anak kepala sekolah dan dilakukan di depan orang tuanya dan camat, aksi tersebut juga melecahkan dewan, karena kehadiran mereka di Tongkoseng, untuk meninjau langsung permasalahan yang dilaporkan masyarakat setempat, untuk dicarikan solusinya.
"Masalah penguasaan lahan sekolah untuk pembangunan rumah pribadi dan persawahan itu, belum ditau benar atau salah. Sebagai wakil rakyat didepan, kami respek dengan masalah itu, makanya kami turun kross cek dilapangan untuk menelusurinya. Apalagi status tanah sekolah itu ada lagi yang mengklaim diri sebagai pemiliknya selain pemilik lain yang menghibahkan buat sekolah. Keberadaan kami di Tongkoseng sesuai surat perintah pimpinan dewan, Jadi kami turun atas nama lembaga bukan pribadi. Makanya saya sesalkan adanya peristiwa tersebut," sesal Abady.