Tionghoa, Dulu dan Sekarang (2-Habis)
Tionghoa Bersambut, Bagaimana Yin Ni Hua Ren?Selasa, 27 Januari 2009 – 00:40 WIB
Tapi, juga terlalu banyak untuk disebutkan jasa pejuang demokrasi seperti Amien Rais, Gus Dur, dan seterusnya, yang meski secara khusus perjuangan dan pengorbanan mereka tidak dimaksudkan untuk membela golongan Tionghoa, tapi hasil perjuangan itu secara otomatis ikut mengangkat posisi sosial-politik masyarakat Tionghoa menjadi sejajar dengan suku apa pun di Indonesia.
Kini, pada zaman baru ini, penggolongan lama ’’totok, peranakan, dan Hollands spreken’’ sama sekali tidak relevan lagi. Bukan saja tidak relevan, bahkan memang sudah hilang dengan sendirinya. Kawin-mawin antartiga golongan itu sudah tidak ada masalah sama sekali. Status sosial tiga golongan tersebut juga sudah tidak bisa dibedakan. Jenis pekerjaan dan profesi di antara mereka juga sudah campur-baur. Membedakan berdasar di mana sekolah anak-anak mereka juga sudah tidak berlaku.