Tips Mendikbud Nadiem Makarim untuk Guru agar Siswa Nyaman Belajar dari Rumah
Setelah selesai dikerjakan siswa kemudian dikoreksi guru dan diberikan angka. Cara ini kemudian dilakukan besok dan besoknya lagi. Namun, mungkin ada cara lain yang lebih efektif. Tidak semua murid punya level kompetensi yang sama. Yang unggul di satu bidang belum tentu di bidang lain.
"Cobalah membagi kelompok belajar berdasarkan kompetensi yang sama," ujarnya.
Dia mencontohkan, kalau dalam sehari ada 5 jam mengajar, kenapa harus satu kelas diajar serentak lewat video conference atau diskusi virtual. Kenapa satu kelas diberikan tugas yang sama.
Sebagai contoh juga, 5 jam mengajar dalam sehari itu bisa dibagi menjadi 5 kelompok yang lebih kecil, masing-masing 1 jam lewat video converence. Namun, setiap kelompok fokus pada topik yang mungkin paling menyulitkan bagi siswa, materi paling menarik bagi siswa.
Ketiga, project based learning. Belajar dari rumah kata Mendikbud, bukan berarti belajar sendiri. Kalau kelas sudah dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil, para pengajar bisa memberikan grup project science.
Dengan ini para siswa belajar bertanggung jawab dalam grup yang lebih besar. Angka mereka terikat satu sama lain. Dan ini menciptakan suatu tantangan untuk berkolaborasi. Mereka terpaksa untuk bekerja sama dan ini melatih empati siswa serta kemampuan mendorong teman-temannya lain untuk maju.
Dari sini azas gotong royong siswa terbentuk. Jadi membagi kelas menjadi kelompok kecil ini membuka banyak kesempatan untuk projects based learning yang luar biasa.
"Ini memang tidak langsung lancar. Saya jamin itu, tetapi sudah harus mulai dicoba. Jangan remehkan kemampuan anak untuk mengatur dirinya jika mereka saling bergantung pada murid lainnya. Pasti banyak guru dan orang tua yang terkejut melihat level motivasi mereka yang meningkat," bebernya.