Titik Dalam Kurung, Sebuah Buku yang Terinspirasi dari Kisah Jaksa Chuck
Haris menuturkan, wajar penulis terinspirasi dari kasus Jaksa Chuck untuk membuat sebuah buku. Sebab, persoalan yang menimpa Jaksa Chuck merupakan noda hitam institusi kejaksaan pada era HM Prasetyo.
"Yang membuat jaksa Chuk terkenal itu, soal kriminalisasinya. Terutama soal dia menjadi salah satu biggest story Prasetyo kingdom," ungkap Haris.
Haris menuturkan, Jaksa Chuck menjadi korban balas dendam Prasetyo. Jaksa Chuck yang berani melawan Prasetyo demi memperjuangkan keadilan, akhirnya disingkirkan.
"Salah satu bentuk kemarahan besar Prasetyo di dalam kejaksaan itu ialah Chuck. Jadi banyak orang di lingkaran kejaksaan bilang, mereka tidak mau seperti Chuck. Cuma di sisi lain, mereka juga bilang, hanya Chuck yang berani melawan Prasetyo. Berani menolak," timpal dia.
Di sisi lain, Emrus menilai buku 'Titik Dalam Kurung' menjadi kritik untuk negara. "Ini sebanarnya kritik yang sangat dalam bagi negara ini. Artinya penulis saja menyatakan kalau ada nama yang sama dari kejadian nyata, itu hanya faktor kebetulan," ucap dia dalam diskusi.
Dia menilai, tulisan di dalam buku merupakan kisah nyata. Namun, penulis mengemas tulisan dengan cara berbeda. Penulis, kata Ermus, sampai memakai nama lain untuk mengaburkan kisah sesungguhnya.
"Itu menunjukkan negara tidak memberi kebebasan. Sampai penulis buku mengemas sedemikian rupa agar tidak muncul persoalan, padahal ini fakta," pungkas dia. (mg10/jpnn)