Tjahjo Kumolo, Puisi, Gitar, dan Pengabdian
"Hati/jiwa kita adalah akar/pondasi. Dia tuan rumah, sedangkan pikiran, panca indra dan raga adalah tamu. Jiwa akan berkuasa atas tamunya. Karena jiwa tempat pusaran jagad kecil manusia. Jika jiwa lebih dikuasai oleh tamu-nya, maka jiwa kita akan semakin menua, semakin rapuh dan akhirnya hancur, yang mengakibatkan tamu hidup tanpa jiwa, bak perahu berjalan tanpa layar, terombang-ambing," ujar Tjahjo.
Selain menorehkan puisi-puisi indah, pria kelahiran Surakarta ini ternyata mampu memainkan sejumlah alat musik. Itu ia lakoni sejak masih muda. Hanya saja diakui, kini mulai berkurang karena mengingat kesibukan yang begitu luarbiasa.
"Ya sesekali masih mencoba memetik gitar untuk menghibur diri," ujarnya.
Pria kelahiran Surakarta ini mengatakan, bahwa hidup kadang penuh fatamorgana. Perjalanan kadang penuh tipu daya, keyakinan kadang diuji dan kepercayaan sering dikhianati.
"Jangan lelah berdoa, jangan larut dalam duka. Usap jiwa, bersimpuh di depanNya. Hanya Dia pemilik sukma. Langkah pertama menentukan langkah selanjutnya, ikatkan langkahmu dengan pikir, hati dan perasaan," ujarnya.(gir/jpnn)