TNI AL Pindahkan Makam Para Pahlawan Korban Pembantaian Penjajah Belanda
jpnn.com, TEGAL - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan prajuritnya di Tegal untuk memindahkan makam para pahlawan yang gugur akibat kekejaman penjajahan Belanda tahun 1947 yang saat itu ingin menguasai kembali Indonesia.
Pemindahan makam ke Komplek Perjuangan TNI AL Wana Samudera, Kalibakung, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah untuk menghargai dan menghormati jasa para Pahlawan Kusuma Bangsa yang telah mengorbankan jiwa raganya demi tegaknya mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Makam para pejuang yang dipindahkan ini, sebelumnya berada di tempat yang kurang terawat di sebuah Bukit Tempeh, tempat di mana para pejuang dieksekusi tentara Belanda dalam sebuah lubang yang dibuat sebelumnya,” kata Laksamana Yudo seperti dilansir dalam siaran pers Dispenal, Senin (2/8).
Dia menjelaskan pemindahan ini bertujuan agar peristiwa sejarah ini tetap dikenang dan generasi muda bisa meneladani perjuangan para pahlawan tersebut. Oleh karena itu, diharapkan setelah dipindah para ahli waris bisa melaksanakan ziarah dengan mudah.
Selama ini untuk bisa berziarah para ahli waris dan masyarakat harus menempuh jalan kaki melalui jalan setapak untuk bisa sampai ke Bukit Tempeh.
Tugas mulia telah dilaksanakan jajaran Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tegal yang dipimpin langsung Danlanal Tegal Letkol Marinir Ridwan Aziz, mulai dari penggalian sampai memindahkan jasad para pahlawan dari Bukit Tempeh serta memakamkan kembali melalui upacara militer.
Upaya pemakaman secara militer disaksikan para tokoh masyarakat, para ulama di antaranya Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya (Habib Luthfi) dan ahli waris KH. Muhammad Syafei Bin Mukti dan H Yahya bin Sejan serta perwakilan Perwira Tinggi TNI AL Kadisjarahal Laksamana Pertama TNI Supardi dan Kadisbintalal Laksamana Pertama TNI Ian Heryawan.
Kegiatan penggalian para pejuang korban 70 tahun lalu di Bukit Tempeh merupakan tempat pembantaian para pejuang yang terdiri para ulama dan pejuang ALRI disaksikan keluarga para ahli waris keluarga KH. Muhammad Syafei Bin Mukti dan H. Yahya bin Sejan dilaksanakan Kamis 29 Juli 2021 didahului dengan doa bersama.