TNI Tembaki Orang tak Berdosa di Papua? Itu Fitnah!
jpnn.com, JAKARTA - Kodam XVII/Cendrawasih menegaskan bahwa aksi KKSB (kelompok kriminal separatis bersenjata) tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Korban jiwa yang muncul, merupakan ekses langkah tegas terhadap kelompok tersebut.
Yang menjadi korban juga bukan hanya anggota kelompok itu. Tidak sedikit petugas kepolisian dan prajurit TNI kehilangan nyawa saat bertugas di Papua.
Penegasan tersebut membantah laporan Amnesty International. ”Kalau anda mengatakan TNI menembaki orang tak berdosa di Papua tanpa sebab dan proses hukum, itu fitnah,” ungkap Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel M. Aidi.
Menurut dia, aksi kelompok separatis yang dinilai mengancam kedaulatan negara adalah sebab utama. Petugas tidak mungkin berdiam diri apabila mereka mengancam keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Menurut Aidi, selama ini instansinya tidak pernah bertindak represif. Bahkan, langkah utama yang dilakukan guna menyelesaikan persoalan dengan kelompok separatis pun berupa pendekatan persuasif serta pendekatan teritorial. ”Alasannya Papua berstatus tertib sipil. Sama dengan di daerah lain di seluruh wilayah Indonesia. Papua bukan daerah operasi militer,” jelasnya.
Lebih lanjut, Aidi juga menyampaikan bahwa selama ini aparat tidak mengejar anggota kelompok separatis apabila tidak ada aksi yang mengancam. Tujuannya tidak lain agar potensi munculnya korban jiwa dapat ditekan sekecil mungkin.
”Kami tidak mengejar. Diserang baru membalas,” ungkap dia. Selama ini, masih kata Aidi, memang ada pihak yang kerap menyoroti berbagai insiden di Papua. Namun, itu tidak dilakukan secara utuh.
Padahal, bila dirunut insiden itu kerap kali bermula dari tindakan yang mengancam aparat. Dia mencontohkan inisden di Paniai yang terjadi Desember 2014. ”Yang selalu mereka gembar-gemborkan hanya menyoroti tentang jatuhnya korban,” ungkap Aidi.