Tokoh Tapteng: Selaku Pemimpin Daerah, Gubernur Sumut Tak Seharusnya Asal Bunyi
Di bidang pelayanan pendidikan khususnya pendidikan tinggi, Tapteng saat ini banyak menghasilkan putera daerah yang duduk di bangku perkuliahan baik negeri maupun swasta di Sumut.
“Bupati saat ini telah memprogramkan beasiswa bagi putera daerah agar mengeyam pendidikan tinggi. Kalau sudah banyak putera daerahnya yang duduk di bangku perkuliahan, berarti daerah tersebut tidak tepat disebut sebagai daerah miskin,”katanya.
Lebihlanjut, Hasrat memaparkan sejumlah apreasiasi terhadap kepemimpinan Bakhtiar Sibarani menjadi Bupati Tapteng, kini menjadikan daerah tersebut terus mengalami perkembangan dan kemajuan.
“Seperti dari sektor pengelolaan zakat di pemerintahan saat ini kemungkinan terbaik dari daerah lainnya bahkan Pemprovsu. Sebab selama setahun kemarin saja bupatinya mampu mengumpulkan zakat dari pegawainya sebesar Rp4 miliar, sementara untuk tingkat Pemprovsu yang pegawainya lebih besar hanya sebesar Rp5 miliar,” katanya.
Jadi, lanjut dia, sangat tidak tepat jika Tapteng disebut sebagai daerah miskin yang saat ini di bawah kepemimpinan Bakhtiar Sibarani.
“Gubernur jika mau menilai seharusnya dengan data, dan bandingkan kepemimpinan bupati saat ini dengan bupati sebelumnya. Karena data statistik yang kita peroleh bahwa angka kemiskinan di Tapteng terus mengalami penurunan,”katanya.
Begitu juga apresiasi seharusnya diberikan Gubsu kepada kepemimpinan di Tapteng yang menunjukkan ketegasannya terhadap pemberantasan narkoba di daerah yang dipimpinnya.
“Saya rasa bupati saat inilah yang dekat dengan rakyatnya, sering turun ke warganya. Menjalankan roda kmepemimpinan tidak membeda-bedakan suku, golongan dan agama,” katanya.