Tokoh Ulama Nasional Berkumpul di Pesantren Bina Insan Mulia, Nih Agendanya
Dia melanjutkan, kita ingin memberi kritik kepada pemerintah. Masalah ekonomi kerakyatan sebagai amanat undang-undang faktanya saat ini tidak berjalan.
"Negara sudah makin oleng hingga kaum kapitalis dan oligarki telah menguasai bangsa kita melalui tangan-tangan lokal. Maka kita tidak boleh diam dan harus bangkit, kebangkitan akan kita mulai dari pesantren," katanya.
Meski demikian, Kiai Imjaz juga mengingatkan kritik terhadap pemerintah berkuasa saat ini harus tetap objektif. Termasuk juga tetap mengapresiasi jika ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang masih pro dengan kepetingan rakyat.
Prof. Dr. Asep, menyampaikan bahwa saat ini banyak oknum birokrat telah dibeli pihak asing sehingga saat ini rakyat sedang menjadi objek eksploitasi di era globalisasi ini.
"Kita ini bagai mayat yang sudah tersedia liang lahatnya dan tinggal menunggu dikuburkan. Dulu Singapura milik orang Melayu, tapi sekarang orang Melayu di Singapura hanya 10 persen, yang sekarang menguasai orang asing. Jangan sampai Indonesia seperti Singapura. Saat ini produk-produk asing telah memenuhi pasar Indonesia, sedangkan produk kita terpinggirkan," katanya.
Di sisi lain, Ustaz Yusuf Mansur menyanpaikan solusi ekonomi kerakyatan yang utamanya adalah ekonomi umat Islam. “Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan di negeri orang lain,” katanya.
Caranya, Ustaz Yusuf Mansur melanjutkan yang pertama adalah dengan penyatuan uang dan transaksi, kemudian yang kedua dengan penyatuan manajemen dan aset. Bayangkan jika umat Islam menyatukan uang dan transaksinya untuk membeli aset-aset di dunia dalam satu menejemen untuk manfaat dan kepentingan umat, maka akan menjadi luar biasa umat Islam ke depannya.
Kiai Said Aqil mengamini serta mengapresiasi pertemuan ini dan menyampaikan Islam Nusantara merupakan solusi atas kebuntuan permasalahan yang ada di Indonesia, dimana Islam dibangun di atas budaya, dan budaya menjadi infrastruktur dari Agama.