Tol Memelas
Oleh Dahlan IskanYang tidak memerlukan keppres ialah jalan tembus ke arah timur. Bupati Blora berhasil merayu Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah: untuk membangun jalan tembus antara Blora-Bojonegoro.
Sudah terbangun. Kira-kira 10 Km di selatan Padangan. Bupati Bojonegoro yang membangunnya. Yang membiayainya. Termasuk membangun jembatan baru yang melintasi Bengawan Solo di situ.
Itu bukan saja karena kedua bupati sama-sama kader PKB, tetapi lebih karena Bojonegoro 'tahu diri': Bojonegoro mendapat bagi hasil yang besar dari migas. Blora tidak.
Di bawah tanah sana sumber minyak itu mencakup wilayah Blora. Hanya saja pengeborannya dilakukan di wilayah Bojonegoro. Peraturan bagi hasil menyebutkan: kabupaten yang menjadi lokasi pengeboran yang mendapat bagi hasil.
Bupati Bojonegoro kelihatannya memilih membangunkan saja jalan dan jembatan itu. Daripada peraturannya diubah.
"Apakah untuk mendapat jembatan baru itu Anda sampai mengancam Bupati Bojonegoro?" tanya saya.
"Tidak. Saya memilih bersikap memelas. Seperti orang yang perlu disantuni," jawabnya.
Bupati Arief memang tahu diri: hanya minta jalan tembus. Bukan tol seperti di Demak.
Namun, kelihatannya, Arief akan sering bersikap seperti memelas kepada menteri PUPR: agar jalan tembus ke Ngawi itu segera dibangun.