Tolak Panggilan DPR, PKS Kasihan pada Boediono
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengaku kasihan pada Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden, Boediono, karena menolak undangan Tim Pengawas Bank Century DPR.
"Saya kasihan Pak Boediono kalau beliau tidak hadir. Malah nanti akan memperpanjang polemik, perpanjang pertanyaan, kenapa tidak hadir? Dulu juga bisa hadir," kata Hidayat menanggapi penolakan Boediono memenuhi panggilan Timwas Century di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/12).
Dikatakan Hidayat, dirinya sepakat bahwa kasus Bank Century sudah bergulir di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tapi dibentuknya Timwas justru untuk mengawasi jalannya proses hukum tersebut.
"Timwas dibentuk DPR untuk mengawasi kasus hukum ini. Kalau pun dipanggil bukan dalam rangka intervensi, tapi memang pengawasan. Jadi lebih bijak beliau datang, tidak terus polemik, apalagi ada wacana dipanggil paksa, kalau beliau datang dan kasih penjelasan, ya sudah, selesai," ujarnya.
"Saya menyayangkan saja beliau tidak hadir. Apalagi menolak dengan surat pakai kop pribadi, itu akan semakin kontroversial," sebutnya.
Lalau bagaimana sikap FPKS bila upaya pemanggilan paksa terhadap Boediono harus ditempuh Timwas? Hidayat menjawab diplomatis. Menurtnya, tidak ada masalah bila langkah itu harus ditempuh, sebagaimana keinginan fraksi lain di Timwas seperi Golkar, PDIP, Hanura dan fraksi lainnya.
Sementara itu Ketua Fraksi Hanura, Syarifudin Sudding menyesalkan penolakan Boediono untuk memenuhi panggilan DPR terkait bank Century. Sebab, sebagai pejabat negara, Boediono mestinya memberi contoh pada masyarakat. Apalagi upaya pemanggilan oleh DPR amanat Undang-undang.
"Pemanggilan ini perintah Undang-undang, Bahwa setip warga negara ketika dimita DPR untuk hadir dan diminta keterangannya, wajib hadir. UU juga mengatur upaya pemanggilan paksa. Ketika mayoritas fraksi menginginkan itu (panggil paksa) kenapa tidak," tandasnya. (fat/jpnn)