Top, Kelompok Nelayan Binaan PDIP Temukan Lampu Berbahan Bakar Air Garam
jpnn.com - JAKARTA - DPP PDI Perjuangan menggelar rapat koordinasi bidang (rakorbid) kemaritiman di Jakarta, Sabtu (22/10). Rakorbid itu tidak hanya membahas strategi guna menguatkan program pemerintah di bidang kemaritiman, tetapi juga untuk memamerkan penemuan dari sektor kelautan.
Ada lampu lentera yang energinya berasal dari air garam dipamerkan di Rakorbid DPP PDIP yang juga dihadiri Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri dan mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraff itu. Penciptanya adalah Hagy Leondra yang juga menjadi pemegang hak paten lentera berbahan bakar air garam.
Menurut Hagy, ia menciptakan lampu itu untuk memenuhi kebutuhan nelayan sedang melaut. Biasanya, nelayan yang melaut menggunakan lampu jenis petromaks berbahan bakar minyak tanah.
Karenanya, Hagi menciptakan lampu yang bisa dimanfaatkan nelayan. Namun, energinya bukan dari minyak tanah ataupun baterai, melainkan air garam.
Bahkan, bagi nelayan yang sedang bekerja, air laut pun bisa dimanfaatkan untuk lentera dengan cahaya lampu light-emitting diode (LED) itu. "Perlu garam satu sendok, dicampur air biasa sekitar 125 cc," katanya sembari mencampurkan air dan garam di botol bekas kemasan air mineral.
Selanjutnya, air garam itu dimasukkan ke tabung lampu yang berisi batangan sel yang mengandung magnesium. Cukup sekali tekan, lampu LED bercahaya putih pun menyala.
Lampu yang digunakan adalah LED 1,6 watt yang setara dengan lampu pijar 25 watt. Menurut dia, daya tahan energi air garam untuk lentera LED bisa mencapai 10 jam. “Setelah itu air lautnya diganti lagi," tuturnya.
Sedangkan batang sel magnesium juga perlu diganti setiap 10 hari sekali. Harga batang sel magnesium itu sekitar Rp 25 ribu.