Top, Kelompok Nelayan Binaan PDIP Temukan Lampu Berbahan Bakar Air Garam
Menurut Hagy, dengan lentera LED yang energinya dari batang sel magnesium maka nelayan bisa berhemat ketimbang menggunakan petromaks berbahan bakar minyak tanah. Sebab, untuk melaut selama 30 hari, nelayan bisa menghabiskan Rp 360 ribu hanya untuk menyewa satu lampu petromaks.
Sementara dengan lentera ciptaan Hagy, nelayan cukup menghabiskan Rp 75 ribu untuk batang magnesium per lampu untuk 30 hari. Yang tak kalah istimewa, energi dari batang sel magnesium yang dipacu dengan air garam itu juga bisa dimanfaatkan untuk mengisi ulang daya baterai handphone.
Dan bagi nelayan, LED itu juga bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan ikan sebelum ditangkap "Ini bisa jadi cahaya di perahu untuk pengumpul ikan juga. Yang pasti, tak seperti energi berbasis fosil, ini ramah lingkungan karena tak ada residu berbahaya," imbuh Hagy.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri yang kini menjadi ketua DPP PDIP bidang Kemaritiman menyebut lentera inovasi Hagy itu merupakan salah satu hasil dari kelompok Gerakan Nelayan dan Tani Seluruh Indonesia. Kelompok itu dulunya diresmikan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi.
"Salah satu produknya ya ini. Mudah-mudahan produk lain masih bisa kita keluarkan," kata Rokhmin.(ara/jpnn)