Tragedi Kanjuruhan dan Runtuhnya Gerakan Restorasi
Oleh Yogen SogenManakah yang dapat kita pakai dalam menilai kebaikan manusia itu? Sejauh manakah ukuran itu patut dipercaya? Sampai kapankah ukuran itu dapat dipakai?
Term etika (filsafat moral) dapat dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi dasar seseorang atau suatu kelompok dalam mengaturtingkah lakunya. Etika memberikan dasar moral kepada politik dan berpolitik adalah cerminan pemaknaan atas etika tersebut.
NasDem yang selama ini tumbuh dalam spirit Restorasi untuk memulihkan, mengembalikan, serta memajukan fungsi pemerintahan Indonesia kepada cita-cita Proklamasi 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia seharusnya tidak menghilangkan kemanusiaan dari langkah politiknya sebagaimana yang terkandung dalam spirit restorasi NasDem.
Sebab, menghilangkan etika dari kehidupan politik berimplikasi pada praktik politik yang bersifat Machavellistis, yaitu politik sebagai alat untuk melakukan segala sesuatu, baik atau buruk tanpa mengindahkan kesusilaan, norma dan berlaku seakan bernuansa positivistik (bebas nilai).
Anak-anak bangsa dapat memaknai sendiri, sejauh mana NasDem dan Anies memiliki moral politik dalam memperjuangkan kebaikan bersama yang dimaknai Nasdem sebagai restorasi.
Dari tragedi Kanjuruhan, kita perlu merefleksikan tentang apa yang dilakukan oleh NasDem dan Anies hari ini dengan mendeklarasikan keangkuhan daripada kesadaran etis.
Ungkapan Gus Dur sepertinya menjadi telaga renungan bagi NasDem dan Anies juga dengan kemanusiaan yang telah redup, bahwa “yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan”.(***)
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Pemerintahan dan Penulis Buku di Jakarta Tuhan Diburu dan Dibunuh
Yuk, Simak Juga Video ini!