Tragedi Lion Air Bakal Dieksploitasi untuk Menyerang Jokowi?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin meyakini para politikus, terutama dari dua kubu yang bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, tidak akan menjadikan isu kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang sebagai komoditas politik. Ujang mendasari pandangannya, karena menilai peristiwa yang terjadi murni musibah kecelakaan.
"Saya kira peristiwa yang terjadi tidak akan jadi komoditas politik. Karena itu musibah akibat kecelakaan," ujar Ujang kepada JPNN, Selasa (30/10).
Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini membenarkan, dalam politik segala sesuatu mungkin saja dimanfaatkan pihak tertentu untuk merontokkan elektoral pesaing utamanya.
Apalagi, dalam hal ini pemilik Lion Air Rusdi Kirana menjabat sebagai pembantu Presiden Joko Widodo, yang kembali maju sebagai capres berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Rusdi menempati posisi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia. Selain itu, dia juga politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satu parpol pengusung pasangan capres nomor urut 01.
Meski begitu, Ujang meyakini kubu pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno tak akan mengambil risiko menjadikan kasus kecelakaan Lion Air sebagai komoditas politik.
"Para politikus tentu sadar, menarik kasus kecelakaan ke ranah politik hanya akan menyakiti hati keluarga korban. Jumlah korbannya juga sangat banyak, hampir 200 jiwa," ucapnya.
Selain itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini juga memprediksi mayoritas masyarakat malah tak akan simpati jika ada kubu yang menarik kasus kecelakaan Lion Air sebagai komoditas politik.