Tanggapan Menpora Amali untuk Tragedi Kanjuruhan
Polisi mencatat 34 orang tewas di dalam stadion, sedangkan sisanya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Kericuhan mulai terjadi setelah laga berakhir dengan kemenangan Persebaya. Sejumlah oknum Aremania merasa kecewa hingga turun ke lapangan mencari pemain dan ofisial.
Namun, Irjen Nico memastikan tidak semua penonton berbuat anarkis.
"Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar tiga ribu penonton turun ke lapangan," ungkapnya.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain hingga akhirnya petugas melepaskan tembakan gas air mata.
Nico menjelaskan penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," terangnya. (mcr4/jpnn)