Trauma, 6 Pengungsi Tewas
Rabu, 03 November 2010 – 07:08 WIB
Pada Minggu (30/10) Jemi kemudian dilarikan ke RSUP langsung masuk unit gawat darurat (UGD). Namun sayang sakit stroke yang diderita Jemi sejak 3.5 sudah cukup parah. Sehingga baru menjalani perawatan satu hari dia mengembuskan napas terakhirnya. "Jemi meninggal Senin dini hari setelah mendapat penanganan serius dari tenaga medis. Kami sudah berusaha maksimal untuk menyembuhkan pasien tersebut. Namun Tuhan berkehendak lain. Sekitar pukul 01.00 dia meninggal," ujar Direktur Layanan Medis RSUP Soeradji Tirtonegoro Bambang Purwoatmodjo.
Dia menambahkan, setelah meninggal, keluarga meminta agar jenazah dimandikan sekalian serta dimasukkan ke peti mati. Rumah sakit menuruti keinginan keluarga, karena yang bersangkutan memang dari keluarga kurang mampu. Lebih lanjut Bambang menjelaskan, di RSUP hingga saat ini ada 16 pengungsi yang menjalani perawatan intensif. Tiga di antaranya menderita sakit stroke, tiga orang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan beberapa pasien mengalami luka patah karena terjatuh saat mengungsi.
"Untuk pasien stroke memang sudah menderita sebelum mengungsi ke pos pengungsian. Kondisinya lumayan membaik, kami selalu memantau dan melaporkan perkembangan kesehatan ke Satkorlak PB Klaten," jelasnya. Sebelum Jemi, di RSUP Klaten juga ada pengungsi yang meninggal di RSUP yaitu Sukiyem warga Desa Panggang, Kecamatan Kemalang. Dia meninggal juga karena menderita stroke selama beberapa tahun terakhir.(un/oh/nan)