Truk yang Bikin Sengsara
jpnn.com - MAKASSAR -- Truk kembali menyengsarakan warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ribuan pengendara terjebak kemacetan berjam-jam akibat sebuah truk pengangkut pasir mogok di jembatan Tello dekat pusat perbelanjaan M'Tos, Jalan Perintis Kemerdekaan, Sabtu, 21 Desember.
Truk enam roda tersebut mengalami patah as di tengah jembatan Sungai Tello, akibatnya, ribuan kendaraan dari arah Jalan Urip Sumoharjo meuju Tamalanrea begitupun sebaliknya, terjebak kemacetan berjam-jam. Antrian kendaraan di poros Tamalanrea maupun Panaikang mencapai lima kilometer dari jembatan Tello. Tumpukan kendaraan mulai dari kawasan flyover.
Kemacetan tak hanya terjadi di Jalan Urip Sumoharjo dan Perintis Kemerdekaan, antrean kendaraan juga terjadi Tol Reformasi akibat banyaknya pengendara yang memilih jalur pintas.
Di dalam kota, kemacetan juga terjadi di beberapa titik terutama di sekitar wilayah Lapangan Karebosi. Satlantas Polrestabes Makassar memang menutup sejumlah ruas jalan di kawasan itu dalam rangka hari kesetiakawanan sosial.
Hingga pukul 20.00 malam tadi, petugas satuan lalu lintas Polrestabes Makassar masih berupa menderek truk tersebut dari badan jalan. Polisi juga masih mencari siapa pengemudi truk enam roda yang mengangkut pasir itu. Dia dilaporkan menghilang setelah kemacetan sepanjang jalan itu semakin parah.
"Mobilnya sementara kita tarik. Kita masih melakukan penormalan kemacetan dulu. Sopirnya kita masih cari tahu identitasnya," jelas kepala satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar, Kompol Yayat Rukhyat seperti yang dilansir FAJAR (JPNN Group), Minggu (22/12).
Yayat menambahkan, kawasan jembatan Tello memang adalah salah satu kawasan yang paling rawan mengalami kemacetan. Apalagi saat sore dan pagi hari. Menurutnya, pada waktu itu, karyawan dan pelajar menggunakan jalur itu untuk ke tempat kerja atau ke sekolah.
Salah satu pengendara yang ditemui saat terjebak macet di depan Taman Makam Pahlawan Panikang, Sudarman, menilai kejadian ini sebagai buah dari ketidaktegasan pemerintah. Sudah berkali-kali kata dia, masyarakat menyuarakan agar pemerintah membatasi jam operasi truk dalam kota, namun hal itu tidak dilakukan.