Trump Tahu Sejak Lama Penasihatnya Berbohong kepada FBI?
jpnn.com, WASHINGTON - Cuitan Presiden AS Donald Trump Sabtu lalu (2/12) menjadi bumerang baginya. Melalui akun Twitter-nya, Trump mengatakan bahwa dirinya dulu memecat Michael Flynn dari jabatannya karena mantan penasihat keamanannya itu telah berbohong kepada Wapres Mike Pence dan FBI. Tapi, akhir pekan ini, Trump mengaku memecat Flynn karena tahu dia telah berbohong kepada FBI.
’’(Kebohongan) itu memalukan karena tindakannya selama masa transisi sudah sesuai dengan hukum. Tidak ada yang perlu disembunyikan!’’ cuit Trump di akun pribadinya, @realDonaldTrump.
Beberapa pakar hukum menegaskan bahwa pernyataan Trump tersebut seakan mengindikasikan dirinya sudah tahu jauh hari bahwa Flynn berbohong. Karena itulah, dia sempat mendesak Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap Flynn.
Namun, tentu saja harus diketahui dengan pasti kapan tepatnya Trump tahu Flynn telah berbohong. Itu akan menjadi indikasi apakah pemimpin 71 tahun tersebut telah bertindak tidak patut.
Mantan jaksa federal sekaligus profesor hukum di Notre Dame University Jimmy Gurule menegaskan bahwa cuitan Trump bisa menjadi bukti apakah dia bertindak dengan tujuan yang kotor atau tidak.
Sebab, jika memang dia jauh hari sudah tahu Flynn bohong dan sengaja meminta Comey menghentikan penyelidikan, tindakannya sama saja dengan menghalangi penegakan keadilan.
’’Cuitan Trump menyiratkan, saat memecat Comey, dia tahu bahwa Flynn telah melakukan kejahatan besar,’’ tegas Profesor Steve Vladeck di University of Texas Law School.
Komentar-komentar dari para politikus juga langsung bermunculan begitu cuitan Trump tersebut mencuat. Hampir semua menuding bahwa presiden ke-45 AS itu telah secara terbuka mengakui menghalangi proses penegakan hukum.