Tsering Woeser, Blogger Nyentrik yang Getol Suarakan Kebebasan Tibet
Tak Gentar Dihukum Mati, Lebih Takut Dilarang Pakai Lensa KontakKamis, 12 Februari 2009 – 07:17 WIB
Kegigihan Woeser itu kini membuahkan hasil. Menjelang peringatan satu tahun tragedi Lhasa -kerusuhan di ibu kota Tibet pada pertengahan Maret 2008, menelan korban sekitar 100 warga sipil serta biksu yang jadi korban militer Tiongkok- karya-karyanya akan diterbitkan di Taiwan. Lengkap dengan foto-foto tentang Tibet. "Sepertinya, orang-orang mulai memandang saya," ujar penerima penghargaan Freedom of Expression Prize dari Norwegian Authors Union itu merendah.
Robert Barnett, pakar tentang Tibet dari Columbia University, menyebut Woeser pemberani karena memasuki area tak bertuan lewat blog-nya. "Tidak ada seorang pun warga Tibet yang pernah menyuarakan kebebasan tanah air mereka sevokal Woeser, baik secara tertulis maupun lewat media. Dia tidak pernah menyerah, tidak ada yang membuatnya gentar," paparnya. Woeser mengungkap ketakutan terdalamnya adalah tidak diperbolehkan memakai lensa kontak di penjara.
Di Tibet, seniman berpenampilan hippies itu menjadi salah seorang figur religius yang sangat dikenal. Dia setingkat di bawah Dalai Lama. "Dia adalah kasus yang sangat langka. Punya perasaan yang sangat dalam, begitu perhatian dan seorang penyair yang lupa rasa takut," sanjung Barnett. Tapi, puja-puji tersebut tidak membuat Woeser lupa diri. Sebaliknya, semua itu justru membuatnya semakin menjadi manusia biasa.