Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tukang Cukur & Perang Salib, Lho Apa Hubungannya?

Sabtu, 28 Januari 2017 – 16:49 WIB
Tukang Cukur & Perang Salib, Lho Apa Hubungannya? - JPNN.COM
The Roots Barbershop di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 28 Januari 2017. Perhatikan kode merah putih biru di depan pintunya. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - SEMACAM kode, barbershop kompak memajang lampu bergaris-garis merah putih biru di depannya. Coba saja perhatikan kedai cukur pria yang kini tumbuh bak jamur musim hujan di sejumlah kota besar Indonesia. Ya, kan? 

Nah, merentang sejarah panjangnya, kode tukang cukur itu bermula dari peraturan Paus Urbanus II, si pencetus Perang Salib.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Gara-gara keputusan Paus Urbanus II pada 1092, "selama abad pertengahan, banyak tukang cukur bekerja di rumah-rumah ibadah di Eropa," tulis Victoria Sherrow dalam buku Encyclopedia of Hair: Cultural History.

Dia menginginkan para biarawan hidup sehat dan dicukur bersih setiap saat. Ada larangan berjenggot. 

Masa itu, para tukang cukur juga memiliki keahlian medis; pengobatan sedot darah dengan lintah. 

Dasar pemikirannya, mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh yang dianggap sumber penyakit. 

Seiring itu, di seantero Eropa bermunculan praktek tukang cukur. Cukup marak. Mereka menyebutnya barbershop. Di samping mencukur, mereka melayani cabut gigi dan sedot darah.

SEMACAM kode, barbershop kompak memajang lampu bergaris-garis merah putih biru di depannya. Coba saja perhatikan kedai cukur pria yang kini tumbuh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close