Turning Point Kota Solo dari Intoleran Menjadi Toleran
Oleh: Ilham BariziGibran tidak hanya mengubah kebijakan-kebijakan formal, tetapi juga menciptakan suasana keterbukaan terhadap perbedaan di tengah masyarakat.
Setiap kelompok agama merasa diakui dan dihormati, yang menciptakan fondasi bagi toleransi yang lebih baik di Kota Solo.
Keterlibatan Gibran dalam kegiatan keagamaan dari berbagai komunitas juga memberikan sinyal positif akan komitmen pribadinya terhadap kerukunan.
Salah satu bukti nyata dari transformasi positif Solo di bawah kepemimpinan Gibran adalah keputusan Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) untuk menggelar kegiatan doa bersama di Kota Solo.
Sebelumnya, hal seperti ini mungkin sulit diwujudkan karena citra negatif Solo sebagai kota intoleran.
Namun, sekarang Solo dipilih sebagai tuan rumah karena dianggap sebagai kota yang berkesan, dengan fasilitas yang mumpuni, kuliner yang spesial, dan masyarakat yang ramah.
Pengakuan Indeks Kota Toleran (IKT)
Pencapaian luar biasa Kota Solo di bawah kepemimpinan Gibran terlihat dalam hasil Indeks Kota Toleran (IKT) 2022.