Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Turunkan Prevalensi Merokok, APHRF 2024 Dukung Pemanfaatan Produk Tembakau Alternatif

Kamis, 25 Juli 2024 – 03:49 WIB
Turunkan Prevalensi Merokok, APHRF 2024 Dukung Pemanfaatan Produk Tembakau Alternatif - JPNN.COM
Asosiasi pelaku usaha dan konsumen produk tembakau alternatif menyampaikan deklarasi Gerakan Bebas TAR pada Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta. Foto dok APHRF

jpnn.com, JAKARTA - Dukungan terhadap pemanfaatan produk tembakau alternatif untuk menurunkan prevalensi merokok menjadi salah satu isu penting yang dibahas dalam Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024.

Forum yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu, 3 Juli 2024 ini mengulas tentang pengurangan bahaya dari penggunaan tembakau.

Alasan utamanya adalah hasil kajian ilmiah di dalam dan luar negeri yang telah membuktikan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin memiliki profil risiko yang lebih rendah ketimbang rokok yang dibakar.

Kolonel Laut (K) Dr. drg. Yun Mukmin Akbar, Sp.Ort., FICD, dari Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo, menjelaskan prevalensi merokok juga menjadi salah satu persoalan di kalangan militer.

“Faktor risiko tingginya prevalensi merokok di dunia militer antara lain lingkungan yang penuh tekanan, lalu pengaruh rekan lainnya, dan penerimaan sosial. Prevalensi merokok lebih tinggi pada usia muda dan pangkat lebih rendah. Tingkat merokok lebih tinggi di kalangan personil laki-laki,” ujar Yun Mukmim dalam paparannya.

Untuk menurunkan prevalensi merokok, Yun Mukmin melanjutkan dunia militer sudah mulai menerapkan konsep pengurangan risiko.

Ada empat pilar utama dalam mengimplementasikan konsep tersebut, antara lain kerangka kebijakan, pendanaan dan sumber daya, pelibatan komunitas, serta pelatihan dan edukasi.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa merokok sudah menjadi kebiasaan di dunia militer. Untuk mengatasi tingginya angka perokok di dunia militer, yang pertama perlu kita lakukan adalah mengakui bahwa tindakan berisiko seperti merokok sulit untuk dihentikan bagi beberapa perokok aktif, sehingga perlu menerapkan strategi berlapis, dari mulai menggunakan produk yang lebih rendah risiko hingga berhenti total,” kata Yun Mukmin.

Pemanfaatan produk tembakau alternatif juga dapat menjadi salah satu strategi untuk menurunkan prevalensi merokok di Indonesia yang sudah mencapai 57 juta jiwa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA