Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tutup Telinga

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 17 September 2021 – 08:37 WIB
Tutup Telinga - JPNN.COM
Presiden Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com

Unggahan itu dikomentari oleh Deddy Corbuzier mastercorbuzier, ‘’Mungkin mereka lagi pakai airpod…Terganggu…Ya kaaan.

Unggahan bernada sinis semacam Diaz banyak bermunculan di media sosial. Para santri itu disebut sebagai salah didik, dan pada akhirnya akan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang tidak toleran. Malah, ada yang mengaitkan cara pendidikan santri tahfiz itu dengan kemungkinan munculnya gerakan terorisme.

Unggahan Diaz ini mendapat respons keras dari netizen karena dianggap sebagai bentuk ketidakpahaman dan miskonsepsi terhadap metode pendidikan Islam yang diterapkan dalam menghafal Al-Qur'an. Metode menghafalkan Al-Qur'an tidak sama dengan metode menghafal mata pelajaran lain, karena menghafal Al-Qur'an membutuhkan sikap totalitas dalam konsentrasi.

Selama proses penghafalan tidak boleh ada intrusi atau gangguan yang bisa merusak konsentrasi. Intrusi itu bisa datang dari indera seperti mata, mulut, dan telinga. Memandang hal-hal yang tidak berguna bisa menjadi maksiat yang merusak konsentrasi.

Membicarakan hal-hal yang tidak berguna, seperti bergunjing, adalah maksiat yang bisa merusak konsentrasi. Mendengarkan hal-hal yang tidak berguna juga berpotensi merusak konsentrasi dan membuyarkan hafalan.

Mendengarkan musik, hanya salah satu saja dari banyak hal yang dianggap tidak bermanfaat, yang bisa merusak konsentrasi.

Hal-hal yang tidak bermanfaat dan maksiat itu disebut sebagai bagian dari godaan setan. Karena itu para santri itu berusaha sekuat mungkin menghindari setan-setan yang muncul dari pandangan mata, ucapan lisan, pendengaran telinga.

Daripada tidak bisa berbicara yang baik, lebih baik diam. Daripada melihat hal yang maksiat lebih baik menutup mata atau menundukkan pandangan. Daripada mendengarkan hal-hal yang membawa maksiat lebih baik menutup telinga.

Presiden Jokowi yang menjadi sasaran parodi tutup telinga, sudah lama dianggap melakukan gerakan tutup telinga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News