Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas

Senin, 08 Desember 2014 – 07:10 WIB
Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas - JPNN.COM
PUAS TAK TERHINGGA: Achmad Nuril Mahyudin menunjukkan karya workshop konfeksi miliknya yang banyak dipesan kampus luar negeri. (Foto: Dokumentasi Achmad Nuril)

jpnn.com - ACHMAD Nuril Mahyudin, 47, bukanlah orang kaya. Namun, di tangannya puluhan keluarga miskin dan anak telantar dari pelosok desa berhasil dientaskan. Modalnya hanya kepintaran berbisnis konfeksi dan bakat seni yang hasilnya tak habis-habis jika diamalkan.

 

-----------
Laporan Gunawan Sutanto, Jakarta
-----------
HALAMAN depan rumah tipe 70 di Perumahan Pamulang Permai itu penuh dengan barang konfeksi. Berbagai bahan untuk pembuatan tas tertumpuk di sejumlah sudut. Ada kain kanvas, benang berbagai warna, sampai ritsleting. Di sekitar barang-barang tersebut juga ada sejumlah mesin jahit dan obras.

Pemandangan di dalam rumah tak jauh berbeda. Barang konfeksi tergeletak di mana-mana. Kecuali televisi, tak tampak perabotan lain yang memperlihatkan rumah itu sebagai tempat tinggal.

Yang mencolok di dalam rumah hanyalah sebuah pigura ukuran A4. Pigura tersebut bertulisan nama Achmad Nuril Mahyudin sebagai Pahlawan untuk Indonesia. Sebuah penghargaan yang diberikan salah satu televisi swasta nasional November lalu.

Nuril merupakan pengontrak rumah itu. Dia menjadikan rumah tersebut arena workshop konfeksi pembuatan tas bermerek Amphibi dan Reptile. Meski skalanya home industry, tas yang diproduksi Nuril telah menembus pasar internasional.

Nuril beberapa kali mendapatkan pesanan dari mahasiswa di University of Melbourne dan National Resource Management. Dia juga sempat menunjukkan tas yang dipesan The British International School Jakarta.

Menariknya, tas itu dikerjakan anak-anak kurang mampu yang dijaring Nuril dari berbagai daerah. ”Sejak awal berdiri pada 1998, saya memang sengaja membuat usaha ini untuk memberdayakan anak-anak dari keluarga kurang mampu,” ujar pria yang masih melajang tersebut.

ACHMAD Nuril Mahyudin, 47, bukanlah orang kaya. Namun, di tangannya puluhan keluarga miskin dan anak telantar dari pelosok desa berhasil dientaskan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close