Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas

Senin, 08 Desember 2014 – 07:10 WIB
Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas - JPNN.COM
PUAS TAK TERHINGGA: Achmad Nuril Mahyudin menunjukkan karya workshop konfeksi miliknya yang banyak dipesan kampus luar negeri. (Foto: Dokumentasi Achmad Nuril)

Usaha konfeksi itu dibangun Nuril bersama sahabatnya, Zaki Zulkarnaen, yang baru saja tutup usia karena sakit kanker saraf sebulan lalu. Nuril dan Zaki awalnya merekrut anak muda di sekitar kontrakannya di Pamulang sebagai pekerja. ”Saya tak anggap mereka sebagai pekerja, tapi keluarga yang ingin saya didik untuk bisa mandiri,” tegasnya.

Sejak usahanya berdiri 16 tahun lalu, puluhan pemuda berhasil dia cetak sebagai wirausahawan. Kebanyakan anak-anak binaan dientaskan ketika akan menikah. Biasanya Nuril akan memberikan modal dan peralatan kerja konfeksi sampai membukakan pasar untuk anak didiknya.

”Banyak yang karena kegigihannya sampai sekarang berhasil bertahan di bisnis konfeksi. Sebagian lainnya memang ada yang gagal,” ujarnya. Kini ada sekitar 12 anak didik yang masih berstatus ”pegawai” di konfeksi milik Nuril.

Bisnis konfeksi itu selama ini merupakan modal Nuril menjalankan misi sosialnya. Setiap bulan Nuril mencatat keuntungan Rp 20 hingga 30 juta. ”Tapi, itu belum dikurangi gaji karyawan,” ungkapnya. Keuntungan bersih dari bisnis konfeksi tersebut digunakan sebagai biaya membangun sarana sosial di sejumlah daerah terpencil di Jawa.

”Sudah sekitar 25 tahun saya keluar masuk desa terpencil untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat sekitar dengan apa yang saya miliki,” bebernya.

Dulu, sebelum memiliki usaha, alumnus Pondok Pesantren Gontor itu mengaku hanya bisa mengajar. Mulai mengajar mengaji sampai bahasa Indonesia dan Arab.

Blusukan-nya ke daerah terpencil diakui Nuril sebagai bagian dari laku spiritualnya. Dalam perjalanan spiritual itu pula Nuril juga menekuni seni lukis kaligrafi. Nah, dari sinilah Nuril mendapatkan banyak modal untuk mewujudkan misi sosialnya.

”Sudah lama sebenarnya saya menekuni karya lukis. Tapi, setelah melalui perjalanan spiritual, saya menemukan aliran lukis saya sendiri,” terangnya.

ACHMAD Nuril Mahyudin, 47, bukanlah orang kaya. Namun, di tangannya puluhan keluarga miskin dan anak telantar dari pelosok desa berhasil dientaskan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close